KUNJUNGAN dari UNSOED Purwokerto Indonesia

Kunjungan/ Studi Banding Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Indonesia ke Komunitas Masamo Pekalongan pada bulan April 2012, Budidaya Lele Masamo berbasis teknologi EBS (Biofloc)

Kolam Lele KMP

Penebaran Benur Udang Vannamei di Kolam Bulat Portable

GATHERING MS

foto bersama KMP dengan Prof. Suprapto pakar biofloc

KULIAH INDUSTRI AKUAKULTUR APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOC

kuliah industri akuakultur aplikasi teknologi biofloc dalam budidaya ikan aie tawar di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto bersama tim MS dan KMP.

PENGURUS KMP

Ketua Sekretaris dan Litbang

4.18.2012

Garam, manfaatnya dalam Budidaya Lele


Garam, manfaatnya dalam Budidaya Lele 

Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.Beberapa dosis penggunaan garam adalah:Sebagai profilaktik:Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya.
Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteriUntuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan.Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.
Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.Untuk melepaskan lintah pada ikanDapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.PerhitunganUntuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.

Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.10 fungsi garamGaram (Sodium Klorida) yang sudah sangat kita kenal adalah bahan kimia yang paling mudah didapatkan dan sangat murah. Pembuatanya pun dilakukan oleh orang-orang dengan teknologi sangat sederhana dipinggir-pinggir pantai dan bahkan ada dipedalaman daratan seperti di Beleduk, Jawa tengah.Beberapa manfaat garam diuraikan sebagai berikut :1. Kendali Parasit.Perendaman ikan dalam air dengan kadar garam 2,0% sampai 5% selama beberapa jam pada kolam atau bak karantina yang disirkulasi dengan putaran (trun over) 1-2 kali per jam, sangat manjur dalam menggendalikan parasit yang menyerang tubuh ikan .Yang tergolong parasit antara lain adalah :  Gangguan fungsi insang karena Dactylogyrus; serangan lernea semacam cacing yang menempel ditubuh ikan ;  kutu ikan Argulus ; bintik-bintik bening atau kecoklatan karena Placobdella sp atau Gyrodactylidiasis yang menyebabkan ikan merasa gatal-gatal dan mengosokan badanya kedinding/dasar kolam. Setiap ikan memiliki ketahanan tubuh yang berbeda terhadap larutan garam, oleh karena itu sejak mulai perendaman harus selalu diperhatikan perubahan yang terjadi pada ikan.Bila ikan tampak lemas, Melayamg-layang, segera pidahkan ke air non garam dan berikan aerasi penuh untuk pengembalian kesengaran. 2. kendali kolmnarisPenambahan garam dalam kolam sangat efektif mencegah serangan bakteri fexibactercolumnaris, yang bila menginfeksi ikan akan muncul tanda putih di mulut koi seperti terserang jamur. Perawatan secara rutin minimal sebulan sekali sangat baik bagi ikan koi kita, bahkan dalam cuaca panas seharian yang rata-rata diatas 300 C, perlakuan dapat dilakukan seminggu sekali. Kadang tampak tanda yang lebih parah , yakni ada semacam luka di ingsang bila sudah demikian garam saja tak akan cukup. Segera beri pakan yang telah di campur dengan teramicin (1,5 gram per 20kg berat ikan )untuk 10 hari.3.kendali jamur sprolegniaPerawatan rutin dengan rutin dengan garam akan menghindarkan ikan dari berbagai jamur, termasuk saprolegnia yang tanda seranganya berupa munculnya serabut mirip kapas berwarna kehijauan. Perendaman kedalam air dengan air garam 2-3% selama 15% hari sekali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan telur saprolegnia. Bila jamur sudah menyerang, maka perendaman lebih lama diperlukan.4.Mengurangi keasaman air hujan .Penurunan pH secara mendadak akan menyebabkan stress bagi ikan.biasanya ikan tampak resah dan mencoba untuk lari kesana kemari,bahkan ada yang melompat-lompat.Ketika kondisi semacam ini terlihat setelah air garam akan sangat mengurangi stress pada ikan. Bila keasaman air kolam meningkat maka pemberian air garam berlanjut sampai 3 hari.Pada kasus tertentu dimana tingkat keasaman tidak kunjung normal, maka diperlukan penambahan buffer untuk menurunkan keasaman, seperti hydrated time yang dapat diperoleh di toko ikan.5. Pembersihan Kotoran Akibat Air Keruh Jika air menjadi keruh setelah hujan lebat terjadi atau syndrom pasca pembersihan filter chamber yang menyebab kan banyak padatan melayang-layang di kolam, penambahan garam akan membantu dalam pelepasan partikel-partikel yang melekat pada ingsang ikan.6.Mengurangi Stress Saat Handling & PenyortiranPembilasan dengan air garam sesaat sebelum memilih, menyortir atau penaganan lainya, akan membantu ikan menjadi lebih tenang dan siap bila harus mendapat tekanan yang tak diduga seperti dikejar kejar jaring, diangkat, dibolak-balik, dll.Garam akan membebaskan ingsan dari kelebihan air merangsang pelepasan amoiak dan nitrat dari dalam darah.Ini terutama membantu menciptakan keseimbangan kadar darah dan jaringan tubuh lainya.7.Mengurangi Stres saat Pengangkutan ikanPengunaan garam dalam bak pengangkutan adalah perlakuan umum untuk mengurangi stres perjalanan.Konsentrasi setinggi 0,8% dapat digunakan secara aman dalam kurun waktu yang agak lama, sesampai di-tempat tujuan, garam juga masihdiperlukan untuk kepentingan yang sama, mengurangi stress dan relak sasi bagi otot- otot tubuh ikan.8.Kendali problem ingsangSalah satu masalah ikan di kolam adalah adanya sisa-sisa pakan (bila pemberian berlebihan) yang berakumulasi dan menjadi `tamu`asing di jaringan ingsang.Kondisi semacam inilah yang sering mengundang problem kesehatan ingsang.Pemberian garam secara rutin, sedikitnya semingu sekali akan membersihkan ingsang dan juga kulit tubuh dari kelebihan lendir yang berisi `tamu-tamu` asing dan partikel /organisme lain yang menempel.9.Pertolongan Saat Kandungan Oksingen Rendah Ketika ikan tampak megap-megap di permukaan air kolam karena oksigen rendah, pemberian garam1-3% akan dengan cepat membebaskan stress dan bahkan mampu mengurangi resiko kematian10 Kendali AlgaGaram akan menyatu di filamen alga yang licin dipingir-pingir kolam dan akan mengontrol pertumbuhan alga. Tidak seperti perlakuan kimiawi garam dapat dengan aman digunakan tanpa dipengaruhi suhu kolam.Meskipun demikian, pengunaan garam tidak dapat mengantikan peranan lain yang mesti kita perhatikan dalam pemeliharaan kolam seperti pembersihan filter, mengatur kepadatan ikan dalam kolam dan juga menghindari pemberian pakan.

4.12.2012

Perhitungan Sederhana Budidaya Lele Sistem EBS




 

Contoh

PERHITUNGAN SEDERHANA




Untuk kolam ukuran 3 x 5 m ( populasi 200 ekor/m³ )
( teknologi EBS – masamo – pakan LP )
Biaya
Benih masamo ukuran 3 – 5 Rp 100/ ekor                              : 300.000
Pakan  :
-          PF 1000         ( 10 kg/ Rp 116.000/ zak ) – 1 zak : 116.000
-          LP 1             ( 30 kg/ Rp 230.000/ zak ) – 2 zak : 460.000
-          LP 2             ( 30 kg/ Rp 216.000/ zak ) – 2 zak : 432.000
-          LP 3             ( 30 kg/ Rp 211.000/ zak ) – 3 zak : 633.000
Probiotik EBS Pro ( isi 5 liter Rp 60.000 )                                :   60.000
                                                                                                          2.001.000
- fixed cost diabaikan
- asumsi        - FCR  : 0,8
                   - SR    : 85 – 90 %
- total panen  : 300 kg x Rp 10.500                                                          : 3.150.000
                                                                                                Laba   : 1.150.000

HPP    : Rp 6.700/ kg

Manajemen Budidaya ENVIRO BALANCE SYSTEM (EBS) part. 5

ENVIRO BALANCE SYSTEM
( STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE )






MANAJEMAN BUDIDAYA


1.      Rotasi Panen
a. Pengelolahan mudah
b. Penghematan cashflow
c.  Rutinitas panen dan tebar benih
d. Hindari panen raya (harga stabil )
e. Rotasi panen kawasan
2.      Target Panen Ideal
-    Waktu           : sesuai rencana dan sistem rotasi
-    Ukuran          : sesuai dengan ukuran pasar ( size, volume )
3.      Pengelolahan Panen
-    Waktu panen : pagi/ sore ( hindarkan suhu eksteem )
-    Penanganan cepat dan tepat ( grading akurat )






RECORDING

-          Kontrol harian/ siklus checklist
-          Fluktuasi pasar
-          Fluktuasi kendala/ penyakit ( pancaroba, hujan, kemarau )
-          Keuangan dan harga panen

BIOSECURITY

-          Kawasan kolam steril
-          Aman dari gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur
-          Peralatan digunakan hanya untuk perkolam untuk menghindari penyebaran penyakit.




Manajemen Sampah Organik ENVIRO BALANCE SYSTEM (EBS) part. 4

ENVIRO BALANCE SYSTEM
( STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE )


 

MANAJEMEN SAMPAH ORGANIK


1.      Hindarkan penumpukan sampah organik (sirkulasi, shypon)
2.      Keseimbangan sampah organik (C : N Ratio)
3.      Penambahan bahan penyeimbang
-          Probiotik
-          Tetes/ Gula/ Terigu
4.      Pengadukan bahan organik untuk menghasilkan substrat
5.      Pembuangan endapan didasar kolam untuk menghindari amoniak dan nitrat, H2S dan CO2




Manajemen Pakan ENVIRO BALANCE SYSTEM (EBS) part. 3


ENVIRO BALANCE SYSTEM
( STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE )


tukang angkut pakan LP (BM)




MANAJEMEN PAKAN


1.      Pakan berkualitas
2.      Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan
3.      Feeding program
-          Porsi makan daya tumbuh optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)
-          Porsi makan 80% dari daya kenyang
-          Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari (untuk pakan keruh    PF-800/ PF-1000 bisa 3 x sehari )
-          Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim :  protease, amilase, lipase dan cellulose
-          Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu)
-          Teknik pergantian pakan
-          Program puasa 1 x makan setiap minggu
-          Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar
4.      Target pakan untuk menghindari over size
5.      Pemberian pakan merata dipermukaan


mobil pick-up bakul pakan LP





pakan setelah di fermentasi LP + Probio EBS

Manajemen Benih ENVIRO BALANCE SYSTEM (EBS) part. 2


ENVIRO BALANCE SYSTEM
( STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE )
 






MANAJEMEN BENIH

-          Benih dari induk yang unggul ( masamo )
-          Benih sehat, gerak aktif dan lincah
-          Ukuran sama
-          Dari satu induk yang sama
-          Warna seragam
-          Organ lengkap
-          Bentuk proporsional
-          Benih dari pembenih/ hatchery yang terpercaya





Persiapan Media sistem ENVIRO BALANCE SYSTEM (EBS) part. 1


ENVIRO BALANCE SYSTEM
( STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE )

 
MANAJEMEN AIR

1.   PERSIAPAN MEDIA

 


a.   Desinfektan (suci hama) Kolam

(formalin, methyline blue, kalium pengamanat)

b.   Ketinggian air minimal 80-100 cm

c.    Air dikondisikan 1-2 hari

-   Penggaraman 300-500 gram/m³ (maksimal 15 promili)

-   Stabilisasi kimia air dan pH air






2.   APLIKASI PROBIOTIK

 

 

 

 

a.   Probiotik 2 liter/ hektar
b.   Bakteri yang digunakan
-   Baccilus substilis
-   Baccilus polymixa
-   Baccilus megaterium
-   Baccilus thermopillic
c.    Air dikondisikan 5-7 hari
Populasi bakteri mendominasi media
d.   Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
-   Persiapan media 4 cc/m³
-   Pada saat tebar benih 2 cc/m³
-   Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³
e.   Fermentasi pakan dengan probiotik 1 cc/ kg pakan

3.   KONTROL KUALITAS AIR

Dominasi Plankton dan Zooplankton, Warna : Hijau Muda Cerah Hijau Tua Pekat





a.   Dominasi plankton dan 200 plankton





-   Warna : hijau muda cerah – hijau tua pekat





-   Bau     : tidak berbau – bau lumut





b.   Dominasi bakteri pengurai

Dominasi Bakteri Pengurai, Warna : Doklat Teh, Coklat Muda, Coklat Pekat, Bau : Tidak Berbau (Asam Amino)




-   Warna : coklat teh – coklat muda – coklat pekat





-   Bau     : tidak berbau – bau asam amino





c.    Dominasi bakteri photosintetic


Dominasi Bakteri Photosintetic, warna Coklat Tua, Merah



-       Warna   : coklat keruh – merah muda cerah





-       Bau       : asam amino



4.   INDIKATOR KUALITAS AIR

a.   Air Sehat
-        Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
-        Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
-        Air tidak berbau bau asam amino
b.  Air tidak sehat
-        Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
-        Akibat dominasi Blue Green Algae
-        Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
-        Bau menyengat → amoniak atau anyir
c.   Pergantian air
-        Situasional
-        Maks 30%
-        Air yang diganti lapisan paling bawah
-        Pergantian dengan cara sirkulasi