KUNJUNGAN dari UNSOED Purwokerto Indonesia

Kunjungan/ Studi Banding Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Indonesia ke Komunitas Masamo Pekalongan pada bulan April 2012, Budidaya Lele Masamo berbasis teknologi EBS (Biofloc)

Kolam Lele KMP

Penebaran Benur Udang Vannamei di Kolam Bulat Portable

GATHERING MS

foto bersama KMP dengan Prof. Suprapto pakar biofloc

KULIAH INDUSTRI AKUAKULTUR APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOC

kuliah industri akuakultur aplikasi teknologi biofloc dalam budidaya ikan aie tawar di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto bersama tim MS dan KMP.

PENGURUS KMP

Ketua Sekretaris dan Litbang

10.26.2016

SOP BUDIDAYA UDANG SKALA MINI EMPANG PLASTIK (BUSMETIK)

STANDAR  OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BUDIDAYA UDANG SKALA MINI EMPANG PLASTIK
(BUSMETIK)

Supervisor:
Dr. Tb Haeru Rahayu, M.Sc

Team teknis:
Suharyadi, S.St.Pi, M.Si
Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi, M.Si
Sri Budiani S.,A.Pi., MM
Margono, S.St.Pi
Tristian, S.St.Pi
Agus Triwanda, S.St.Pi

Pungkas Prayitno, S.St.Pi









SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
KAMPUS SERANG




TEKNOLOGI BUSMETIK
Pengertian dan Kriteria
BUSMETIK adalah akronim dari Budidaya udang skala mini empang plastik. Teknologi ini merupakan salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di BAPPL-STP Serang berdasarkan  prinsip-prinsip budidaya yang efektif, efisien dan menguntungkan secara finansial serta berwawasan lingkungan. Pengelolaan tambak dengan teknologi ini  harus memenuhi kriteria sebagai berikut :  
·                Memanfaatkan lahan tambak dengan luasan ≤ 1000 m2.
·                Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) untuk menampung air supaya tidak rembes.
·                Menggunakan system budidaya semi tertutup dengan tingkatan budidaya intensif sampai dengan super intensif.
·                Tidak menggunakan senyawa kimia/obat obatan yang berbahaya, dan antibiotik.
·                Tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas probiotik pada petakan selama pemeliharaan serta melakukan penanaman mangrove di kawasan budidaya sebagai biofilter.
·                Menerapkan biosekuritas.
·                Menebar benih yang sehat.
Untuk memenuhi persyaratan di atas  maka  unit tambak terdiri dari :
·                Saluran pengairan (sumber air pasok).
·                Unit tandon (terdiri dari petak pengendapan dan petak sterilisasi). 
·                Petak pemeliharaan.
·                Petak biofilter/pengolahan limbah
Desain dan Tata Letak Tambak


Lokasi dan Jenis lahan
Pembangunan tambak  BUSMETIK selain memanfaatkan bekas tambak dapat pula  memanfaatkan lahan marginal (tidak termanfaatkan) seperti misalnya rawa-rawa, lahan pasir, lahan pirit atau gambut dengan menggunakan plastik HDPE maupun terpal sebagai konstruksi pelapis untuk penampung air.
Bentuk Petakan
Bentuk petakan tambak BUSMETIK adalah bujur sangkar atau persegi panjang dengan  luas ideal ≤ 1000 m2 serta kedalaman tambak 90-110 cm. Sisa lahan dengan petakan tidak beraturan dapat dimanfaatkan sebagai tandon untuk efisiensi lahan. Dimensi pematang disesuaikan dengan struktur, tekstur  tanah, dan kedalaman air tambak. Sedangkan dimensi saluran  mempertimbangkan kebutuhan air, fenomena pasang surut lokal dan simpangan waktu.
Tambak biofilter/pengolahan limbah berupa lahan di sekeliling petakan terutama saluran pemasukan dan pembuangan yang ditanami mangrove atau tanaman sejenis lainnya yang berfungsi sebagai biofilter.
Konstruksi kolam
            Konstruksi tambak BUSMETIK pada dasarnya sama dengan dengan jenis tambak lain, perbedaannya adalah pada tambak ini seluruh permukaan dilapisi menggunakan plastic HDPE dan tidak mempunyai pintu pembuangan. Seluruh aktifitas budidaya untuk pengisian air pemeliharaan, pembuangan air maupun pada saat pergantian air menggunakan pompa. Pada bagian sisi dalam tambak terdapat caren dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang selebar kolam


Keunggulan Teknologi BUSMETIK
Teknologi ini dikembangkan karena memiliki keunggulan-keunggulan yaitu :
·           Mudah dalam pengelolaan karena petakan tidak terlalu luas ( ≤ 1000 m2).
·           Biaya operasional  yang dikeluarkan selama 1 siklus  masih terjangkau oleh pembudidaya kelas menengah ke bawah.
·           Kualitas tanah tidak menjadi faktor pembatas dalam penerapan teknologi ini karena konstruksi  tambak dilapisi  plastik (HDPE).
·           Pengendalian hama dan penyakit pada teknologi ini lebih mudah sehingga dapat menekan  resiko serangan penyakit,  karena menerapkan tindakan biosekuritas dan aplikasi probiotik .
·           Mempertahankan keseimbangan ekosistem melalui penumbuhan vegetasi mangrove di kawasan budidaya yang berfungsi sebagai biofilter.


Persiapan Pemeliharaan
Persiapan pemeliharan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan mengeliminir faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. 
Pengeringan wadah
·         Pengeringan wadah bertujuan untuk membuang sisa air yang terdapat di dalam tambak setelah panen sehingga mempermudah proses pembersihan wadah serta mematikan seluruh organisme yang menempel pada wadah seperti lumut dan teritip.
·         Pengeringan dilakukan dengan membuang air dari wadah budidaya ke saluran pembuangan
·         Pengeringan air mengunakan bantuan pompa submersible (pompa celup).
·         Setelah kering wadah dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari untuk memudahkan dalam melepas teritip yang menempel.



Pembersihan wadah
·         Tujuan pembersihan wadah untuk melepaskan organisme yang menempel pada bagian permukaaan dinding dan dasar plastik setelah proses  pengeringan selesai.
·         Pembersihan dilakukan dengan bantuan alat berupa sikat plastik untuk membersihkan lumut, sedangkan untuk membersihan teritip dengan menggunakan alat yang keras dan tumpul (seperti bilah bambu).
·         Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-benar kering sehingga organisme penempel mudah lepas.
·         Setelah seluruh organisme penempel terlepas dari permukaan wadah budidaya maka dilakukan pencucian dengan menggunakan air bersih,
·         Seluruh kotoran yang terkumpul dikeluarkan dari dalam wadah pemeliharaan.
·         Selanjutnya wadah budidaya dibilas kembali dengan air bersih, sisa air bilasan yang ada dalam wadah dibuang menggunakan pompa.
·         Semprot/siram seluruh bagaian wadah yang telah kering dengan larutan kaporit (untuk satu wadah luas 600 m2 dibutuhkan 7 kg kaporit)
·         Kemudian wadah dibiarkan kering dibawah sinar matahari

Pemasangan Biosekuriti
·         Biosekuriti merupakan pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota lain seperti hama, atau yang dapat menyebabkan penyakit.
·         Tujuan penerapan biosekuriti adalah mencegah masuknya agen penyakit seperti kepiting, ketam atau hama predator seperti ular dan lain-lain.
   Penerapan biosekuriti di tambak BUSMETIK yaitu dengan melakukan pemagaran pada keliling tambak menggunakan plastik HDPE setinggi 60 cm
Persiapan Media Pemeliharaan
PengisianMedia Pemeliharaan
·         Air media pemeliharaan diambil dari air tandon pengendapan.
·         Proses pengisian air dengan menggunakan pompa.
·         Pada bagian ujung pipa pemasukan dipasang saringan dengan meshsize 1 mm untuk mencegah kotoran masuk ke dalam tambak.
·         Pengisian air dilakukan sampai penuh
Pemasangan kincir air
·         Pemasangan kincir dilakukan setelah media pemeliharaan dalam wadah budidaya siap
·         Kincir air dipasang pada sudut kolam
·         Pada bagian kedua sisi depan dan belakang kincir air diikat menggunakan tali PE dengan diameter 10 mm, selanjutnya tali tersebut dibentangkan dan diikatkan dengan patok yang ada dipematang
      Sambungkan kabel kincir ke sumber listrik dengan magnetic kontaktor

Sterilisasi Air Pemeliharaan
·         Sterilisasai air atau media pemeliharaan dilakukan dengan maksud untuk membunuh segala macam organisme yang bersifat hama atau pathogen yang dapat mengganggu dalam kegiatan budidaya.
·         Sterilisasi air media pemeliharaan dilakukan langsung di wadah pemeliharaan udang menggunakan kaporit teknis konsentrasi 60% dengan dosis 50 ppm.
·         Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan kaporit secara merata ke semua bagian media pemeliharaan menggunakan
·         Proses sterilisasi berlangsung 3-4 hari .
·         Selama sterilisasi kincir dalam kondisi hidup.
·         Pada hari ketiga untuk memastikan kandungan chlorin telah netral dilakukan pengujian dengan menggunakan chlorin test.
Pengujian kandungan klorin dilakukan dengan cara mengambil sampel air media pemeliharaan sebanyak 10 ml kemudian tetesi dengan chlorin test sebanyak 2 tetes, jika warna air tidak berubah (bening) maka kandungan chlorin telah netral  dan air media siap digunakan untuk kegiatan budidaya

Pemberian probiotik awal
·         Tahap lanjutan setelah air media pemeliharaan steril dan netral adalah pemberian probiotik awal.
·         Pemberian probiotik ini dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum penebaran benur.
·         Dosis probiotik 1 ppm dari jenis Bacillus sp
·         Probiotik dilarutkan dalam air, kemudian ditebar merata ke seluruh kolam

Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan adalah tahapan budidaya mulai dari seleksi benur, penebaran, pengelolaan pakan, monitoring pertumbuhan dan kesehatan udang , monitoring kualitas air sampai dengan panen.
Penebaran benur
·         Sebelum benur ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, yaitu penyesuaian lingkungan baru.
·         Penebaran benur dilakukan pada saat kondisi cuaca teduh, yaitu pada pagi hari antara jam 06 – 08.00 atau pada malam hari.
·         Langkah-langkah penebaran benur adalah sebagai berikut:
-          Membuka semua box wadah kantong kemas benur,
-          Selanjutnya mengeluarkan seluruh kantong kemas dan dimasukan ke dalam tambak, biarkan kantong kemas terapung di permukaan tambak.
-          Kantong paking dibiarkan terapung sampai terjadi pengembunan di bagian dalam plastik, yang menandakan bahwa suhu air yang ada di kantong kemas sama dengan suhu air di tambak
-          Kemudian kantong kemas dibuka dan masukan air sedikit demi sedikit sampai kantong penuh untuk menyamakan salinitas.
Jika salinitas tambak dan kantong kemas sama maka benur akan keluar dengan sendirinya dan kantong kemas dapat dituang untuk mengeluarkan benur ke dalam tambak
Pengelolaan pakan
Waktu pemberian dan dosis pakan
·         Waktu dan frekuensi pemberian pakan sangat menentukan efektifitas pakan yang dimakan udang.
·         Dalam satu hari frekuensi pemberian pakan adalah lima kali dengan pembagian waktu sebagai berikut:





Waktu
Dosis  (%)

07.00
12.00
16.00
21.00
02.00


20
25
25
20
10
Total
100

Jenis pakan & cara pemberian pakan
·         Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang pakan yang diberikan mempunyai jenis dan ukuran yang berbeda.
·         Tujuannya adalah supaya pakan dapat dimakan oleh udang seefektif mungkin.
Jenis pakan yang digunakan:
No pakan
Bentuk
Keterangan
# 0


# 1


# 2

# 3s


#3p
Serbuk/powder


Crumble/butiran kecil


Pellet halus

Pellet kecil


Pellet besar
Diberikan untuk benur yang baru tebar sampai umur pemeliharaan 16 hari
Diberikan untuk benur/jouvenil pada masa pemeliharaan umur
15 – 30 hari.
Diberikan untuk udang umur pemeliharaan 28 – 53 hari
Diberikan untuk udang yang berumur pemeliharaan 51 – 77 hari.
Jenis pakan ini adalah ukuran pakan yang paling besar dan diberikan pada udang dengan umur pemeliharaan 71 hari sampai waktu panen.

·         Jenis pakan no #0 dan #1 sebelum ditebar terlebih dahulu ditimbang kemudian dilarutkan dalam air.
·         Untuk jenis pakan no #2, #3s dan #3p cara pemberiannya adalah dengan menebar langsung ke tambak.
·         Semua pakan yang akan diberikan sebagai pakan udang setiap hari dicampur dengan vitamin C pada waktu pemberian pakan pagi hari jam 07.00, dengan cara vitamin C dicampur dengan perekat komersial atau putih telur.
·         Takaran vitamin C adalah 1 gram untuk 1 kg pakan dan perekat 4 gram untuk 1 kg pakan. Kedua bahan tersebut dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml kemudian dicampur dengan pakan dan diaduk hingga merata.
·         Sebelum pakan ditebar terlebih dahulu kincir air dimatikan 5 menit sebelum tebar pakan dan dihidupkan kembali 15 menit setelah tebar pakan.
·         Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata ke seluruh bagian tambak.
Tujuannya adalah agar semua udang mendapat bagian pakan yang sama sehingga pertumbuhannya seragam.

Monitoring pertumbuhan
·         Tujuan monitoring pertumbuhan adalah untuk mengetahui bobot udang keseluruhan (biomassa) dalam tambak dan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
·         Monitoring pertumbuhan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara sampling jala setelah umur pemeliharaan udang lebih dari 45 hari.
·         Jika umur pemeliharaan udang kurang dari 40 hari, maka sampling pertumbuhan dapat dilakukan menggunakan ancho.
·         Langkah-langkah monitoring pertumbuhan adalah sebagai berikut:
-          Bukaan jala diukur untuk mengetahui luas maksimal.
-          Udang ditangkap dengan jala tebar pada 2 titik dalam setiap tambak. persentase bukaan jala saat dilempar dicatat.
-          Dari hasil jala diambil sampel sebanyak 1 kg untuk ditimbang, sedangkan udang yang lain dilepaskan kembali ke tambak sambil dihitung jumlahnya.
-          Sampel udang yang ditimbang juga dikembalikan ke tambak sambil dihitung berapa jumlah individu udang dalam 1 kg.
-          Selanjutnya hasil sampel dapat dihitung berat rata-rata individu, populasi, dan biomassa udang yang ada di tambak.
-          Jumlah total udang tertangkap dihitung dan dibandingkan dengan luas dan bukaan jala untuk mengetahui kepadatan udang dalam petakan tambak.

Monitoring kesehatan
·         Tujuan monitoring kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan udang.
·         Pemantauan kesehatan udang selama pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, Caranya adalah dengan berkeliling tambak sambil memperhatikan apakah ada tingkah laku udang yang berenang ke tepi pematang atau dengan mengambil sampel udang yang naik ke ancho.
·         Secara umum yang diamati pada saat mengambil sampel udang di ancho adalah:
-          Kelengkapan anggota tubuh udang, apakah anggota tubuh udang yang naik di ancho kondisinya normal atau tidak normal seperti kaki jalan dan kaki renang putus, luka, kulit lunak, antena putus dan sebagainya.
-          Saluran pencernaan udang, apakah saluran pencernaan udang tersebut penuh atau kosong atau saluran pencernaan tampak sebagian terisi pakan dan sebagian kosong.
-          Nafsu makan udang dari pakan yang ada di ancho. Nafsu makan udang dapat diketahui salah satunya dari habis atau tidaknya sampel pakan yang diletakkan di ancho sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan.
-          Ada tidaknya luka atau parasit yang ada di tubuh udang.
Pengelolaan air
·         Tujuan pengelolaan air adalah untuk memastikan air media pemeliharaan tetap dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.
Monitoring kualitas air
·         Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air dan pengaruhnya terhadap udang yang dipelihara.
·         Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, salinitas, ammonia, kecerahan, dan ketinggian air. \
·         Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak BUSMETIK adalah:

No
Parameter
Nilai
Satuan

1
2
3
4
5
6

Suhu
Salinitas
pH
NH3
Kecerahan
Tinggi air

27 – 30
25 – 30
7 – 7,4
≥ 0,01
20
90 - 110

oC
ppt
-
ppm
cm
cm

Pemberian probiotik
·         Tujuan pemberian probiotik adalah untuk membantu proses dekomposisi dengan mengurai bahan organik yang ada di tambak.
·         Aplikasi probiotik selama pemeliharaan adalah setiap 2 hari sekali dengan dosis probiotik 1 ppm.
·         Pemberian probiotik dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 (tabel).
·         Jenis bakteri yang digunakan adalah bacillus sp
·         Langkah-langkah pemberian probiotik:
-          Siapkan probiotik yang akan diberikan
-          Timbang probiotik sesuai dosis yang telah ditentukan

Pencatatan (recording)
·         Untuk mengetahui setiap aktifitas, perlakuan terhadap udang maupun media budidaya, maka dilakukan pencatatan dalam buku jurnal pemeliharaan.
·         Buku jurnal ditulis setiap hari dan setiap ada perlakuan apapun terhadap tambak selama pemeliharaan.
·         Buku jurnal berisi tentang:
-          Deskripsi kolam dan estimasi produksi
-          Tanggal kegiatan, umur pemeliharaan
-          Jadwal & jumlah pemberian pakan
-          Hasil pengukuran kualitas air
-          Hasil sampling pertumbuhan, biomassa, dan SR
-          Kondisi kesehatan udang,
-          Keterangan perlakuan lain
·         Pencatatan yang baik dari tiap kegiatan/kasus di tambak akan menjadi acuan dalam menentukan perlakuan terhadap udang maupun media jika terjadi kasus yang sama.

Panen dan pasca panen
Persiapan peralatan panen
·         Tujuan persiapan panen adalah menyiapkan peralatan untuk kegiatan panen  Peralatan panen yang perlu disiapkan antara lain:
-          Jala dan jaring (trawl), yang akan digunakan sebagai alat tangkap,
-          Pompa air, digunakan untuk mengurangi / membuang air tambak,
-          Bak tampungan, untuk menampung hasil panen, bak tampungan ini diisi air sepertiga bagian dan diisi es balok seperempat bagian,
-          Meja sortir, digunakan untuk sortasi udang, untuk memisahkan udang dari kotoran,
-          Keranjang / basket, digunakan untuk mengangkat udang dari tambak menuju tempat penanganan, selain itu juga digunakan untuk proses sortasi dan penimbangan,
-          Timbangan, gunakan untuk menimbang udang hasil panen.

Penurunan air media pemeliharaan
·         Penurunan air tambak sebagai media pemeliharaan bertujuan untuk mengurangi air sampai ketinggian tertentu.
·         Penurunan air dilakukan 6 jam sebelum panen.
·         Air media pemeliharaan dikurangi ketinggiannya hingga tinggal 40 cm dengan menggunakan pompa air,
·         Selama penurunan air media kincir tetap dinyalakan.

Pemanenan udang
·         Pemanenan udang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Membentangkan jaring panen di salah satu sisi tambak,
-          Menarik jaring panen secara perlahan dari satu sisi ke sisi tambak yang berlawanan, posisi bibir bawah jaring harus menempel pada dasar tambak,
-          Mengangkat / mengambil udang hasil tangkapan jaring dengan menggunakan keranjang / basket,
Membawa udang hasil tangkapan ke bak penampungan.

Pasca panen
Penampungan hasil panen
·         Hasil panen udang ditampung di bak penampungan yang telah diisi air dan es untuk menjaga rantai dingin agar kualitas udang tetap baik.
·         Kemudian udang disortir / dipisahkan dari kotoran / benda selain udang, seperti teritip, trisipan, batu, kayu dan sebagainya.
·         Untuk budidaya di tambak plastik, hasil panen cenderung bersih karena tidak ada kontak antara media dan biota terhadap tanah.
·         Setelah disortir, udang dimasukkan ke dalam keranjang/basket dan ditiriskan beberapa saat.